
Halo teman-teman, kali ini saya akan melanjutkan pembahasan materi jurnal penyesuaian. Pada artikel ini saya akan berbagi cara mudah menguasai jurnal penyesuaian untuk akun pendapatan diterima dimuka, beban yang masih harus dibayar, penyusutan aset tetap, dan koreksi kesalahan pencatatan. Bagi teman-teman yang belum membaca PART 1 nya silahkan teman-teman baca agar menambah wawasan teman-teman dan teman-teman dapat menguasai semua bagian-bagian penyesuaian.
Penjelasan istilah yang digunakan:
(D) = Debit
(K) = Kredit
1. Pendapatan Diterima Dimuka (Unearned Revenue)
Pendapatan diterima dimuka merupakan pendapatan yang uangnya sudah diterima tetapi belum diakui sebagai pendapatan pada periode yang bersangkutan. Ada dua pendekatan yang digunakan untuk membukukan atau mencatat pendapatan diterima dimuka yaitu pendekatan neraca dan pendekatan laba rugi.
a. Pendekatan Neraca (Utang)
Jika menggunakan pendekatan neraca, maka jurnal saat menerima pendapatan adalah sebagai berikut:
Jurnal saat menerima:
Kas (D) Rp XXX
.... diterima dimuka (K) Rp XXX
Sehingga jurnal penyesuaian yang harus dibuat pada akhir periode akuntansi seperti berikut ini, dan nilainya sebesar yang telah menjadi pendapatan atau telah menjadi hak perusahaan.
Jurnal penyesuaian:
.... diterima dimuka (D) Rp XXX
Pendapatan .... (K) Rp XXX
CONTOH:
Pada tanggal 1 September 2018, diterima pembayaran sewa gedung untuk satu tahun sebesar Rp 15.000.000. Maka jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:
Jurnal penyesuaian (31 Desember 2018):
Sewa diterima dimuka (D) Rp 5.000.000
Pendapatan sewa (K) Rp 5.000.000
Penjelasan:
Periode yang telah menjadi pendapatan = 1 September 2018 s.d 31 Desember 2018 = 4 bulan
Pendapatan sewa per bulan = Rp 15.000.000 : 12 bulan(1 tahun) = Rp 1.250.000
Jumlah yang telah menjadi pendapatan = 4 bulan X Rp 1.250.000 = Rp 5.000.000
ATAU LANGSUNG SAJA = 4/12 X Rp 15.000.000
b. Pendekatan Laba Rugi (pendapatan)
Jika menggunakan pendekatan laba rugi, maka jurnal saat menerima pendapatan adalah sebagai berikut:
Jurnal saat menerima:
Kas(D) Rp XXX
Pendapatan ....(K) Rp XXX
Sehingga jurnal penyesuaian yang harus dibuat pada akhir periode akuntansi adalah seperti berikut ini,dan nilainya sebesar yang belum menjadi pendapatan atau belum menjadi hak perusahaan.
Jurnal penyesuaian:
Pendapatan .... (D) Rp XXX
.... diterima dimuka (K) Rp XXX
CONTOH:
Pada tanggal 1 September 2018, diterima pembayaran sewa gedung untuk satu tahun sebesar Rp 15.000.000. Maka jurnal penyesuiannya adalah sebagai berikut:
Jurnal penyesuaian (31 Desember 2018)
Pendapatan sewa (D) Rp 10.000.000
Sewa diterima dimuka (K) Rp 10.000.000
Penjelasan:
Periode yang belum menjadi pendapatan = Jumlah periode/bulan sewa gedung - jumlah periode/bulan yang telah menjadi pendapatan
Periode yang belum menjadi pendapatan = 12 bulan (1 tahun) - 4 bulan (1 sep 2018 s.d 31 des 2018)
= 8 bulan
Pendapatan sewa per bulan = Rp15.000.000 : 12 bulan = Rp 1.250.000
Jumlah yang belum menjadi pendapatan = 8 bulan X Rp 1.250.000 = Rp 10.000.000
ATAU LANGSUNG SAJA = 8/12 X Rp 15.000.000
2. Beban yang Masih Harus Dibayar (Accrued Payable)
Beban yang masih harus dibayar adalah beban yang realisasi pembayarannya belum terjadi, tetapi sudah menjadi beban bagi perusahaan karena perusahaan sudah menerima manfaatnya sehingga merupakan utang pada periode yang bersangkutan. Beban yang masih harus dibayar sama dengan utang beban pada akhir periode akuntansi. Beban yang masih harus dibayar merupakan kebalikan dari beban dibayar dimuka.
Jurnal penyesuaian :
Beban .... (D) Rp XXX
.... yang masih harus dibayar (K) Rp XXX
CONTOH:
Pada tanggal 31 Desember 2018, terdapat beban yang belum dibayar sebagai berikut:
Beban gaji Rp 2.500.000
Beban listrik, air, dan telepon Rp 750.000
Maka jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:
Jurnal penyesuaian (31 Desember 2018):
Beban gaji (D) Rp 2.500.000
Beban listrik, air, dan telepon (D) Rp 750.000
Utang beban (K) Rp 3.250.000
3. Penyusutan Aset Tetap (Depreciation of Fixed Assets)
Aset tetap dicatat sebesar harga perolehannya. Seiring berjalannya waktu, aset tetap akan mengalami yang namanya penyusutan, sehingga pada akhir periode akuntansi perusahaan harus melakukan penyesuaian beban penyusutan. Beban penyusutan adalah penurunan nilai aset tetap yang digunakan perusahaan. Ada beberapa metode penyusutan, antara lain garis lurus, saldo menuru, jumlah angka tahun, unit produksi, dan satuan jam kerja mesin. Khusus untuk kepentingan perpajakan, penyusutan hanya menggunakan metode garis lurus dan saldo menurun.
Jurnal penyesuaian:
Beban penyusutan aset tetap (D) Rp XXX
Akumulasi penyusutan aset tetap (K) Rp XXX
Untuk penyesuaian aset tetap saya tidak memberikan contoh, karena penyusutan aset tetap akan dijelaskan pada artikel selanjutnya yang membahas Metode Penyusutan Aset Tetap.
4. Koreksi Kesalahan Pencatatan
Sebagai staf akuntansi yang juga manusia biasa, tentu juga dapat melakukan kesalahan dalam melakukan pencatatan. Kesalahan pencatatan adalah pencatatan yang tidak sesuai dengan keadaan yang seharusnya, sehingga memengaruhi laporan keuangan periode berjalan atau periode sebelumnya, Oleh karena itu, harus dilakukan koreksi melalui jurnal penyesuiana.
Langkah-langkah melakukan jurnal koreksi:
1) Balik jurnal yang salah
2) Tulis jurnal yang benar
3) Langkah 1) dan 2) digabungkan → ini yang dimasukkan dalam kertas jurnal penyesuaian
CONTOH:
Pembelian perlengkapan secara kredit Rp 25.000, dicatat:
Pembelian (D) Rp 25.000
Kas (K) Rp 25.000
Jurnal koreksi:
1) Balik jurnal yang salah
Pembelian (D) Rp 25.000
Kas (K) Rp 25.000
2) Tulis jurnal yang benar
Perlengkapan (D) Rp 25.000
Utang dagang (K) Rp 25.000
3) Gabungkan langkah 1) dan 2)
Kas (D) Rp 25.000
Perlengkapan (D) Rp 25.000
Pembelian (K) Rp 25.000
Utang Dagang (K) Rp 25.000
Sekain dulu teman-teman semoga bermanfaat. Untuk menambah pemahaman teman-teman, yuuk tonton video youtube saya sampai habis. Check this out!!
