Rahasia Mudah KUASAI Rekonsiliasi Bank Part 1 [Definisi, Penyebab Terjadinya, dan Bentuk Rekonsiliasi Bank serta Kasus yang Memengaruhi Bertambah/Berkurangnya Saldo Kas Bank] TERLENGKAP

Rahasia Mudah KUASAI Rekonsiliasi Bank Part 1 [Definisi, Penyebab Terjadinya, dan Bentuk Rekonsiliasi Bank serta Kasus yang Memengaruhi Bertambah/Berkurangnya Saldo Kas Bank] TERLENGKAP

    Halo teman-teman, kali ini saya akan berbagi ilmu tentang rahasia mudah menguasai rekonsiliasi bank. Pada artikel part 1 ini saya akan membahas mengenai definisi dari rekonsiliasi bank, penyebab terjadinya perbedaan kas antara catatan perusahaan dengan catatan bank (penyebab terjadinya rekonsiliasi bank), dan bentuk-bentuk rekonsiliasi bank, serta kasus yang memengaruhi bertambah/berkurangnya saldo kas bank. Penjelasannya akan saya buat ringkas, sehingga teman-teman bisa semakin cepat menguasai rahasia rekonsiliasi bank ini. Happy Reading!

1. Definisi Rekonsiliasi Bank

    Rekonsiliasi bank merupakan proses mencocokkan saldo kas antara saldo kas menurut catatan perusahaan dengan saldo kas menurut catatan bank atau rekening koran bank (bank statement), untuk menetapkan saldo kas yang benar pada akhir periode akuntansi. Jika ditemukan ketidakcocokan saldo kas, maka pihak perusahaan harus membuat jurnal penyesuaian berdasarkan bukti yang valid atau sah. Perlu diperhatikan bahwa, yang dibuatkan penyesuaian hanya pada bagian catatan perusahaan.

2. Penyebab Terjadinya Perbedaan Kas

    Apabila semua transaksi yang berkaitan dengan kas dicatat oleh perusahaan dan bank, maka saldo kas menurut catatan perusahaan harus selalu sama dengan saldo kas menurut catatan bank atau rekening koran bank. Namun, adakalanya saldo kas menurut catatan perusahaan pada tanggal tertentu tidak sama dengan saldo kas yang tercatat dalam rekening koran bank. Oleh karena itu, untuk menetapkan saldo kas yang benar, perlu dibuatkan rekonsiliasi bank.

    Berikut transaksi-transaksi yang menyebabkan ketidaksamaan atau ketidakcocokan antara saldo kas menurut catatan perusahaan dengan saldo kas menurut rekening koran:

a) Adanya transaksi yang sudah dicatat oleh perusahaan tetapi belum dicatat oleh bank,antara lain :

  • Setoran dalam perjalanan (deposit in transit): yaitu setoran perusahaan yang belum diterima    oleh bank pada saat rekening koran pada bulan tersebut telah ditutup dan dilaporkan kepada        perusahaan;
  • Kas yang belum disetor: yaitu penerimaan kas oleh perusahaan yang sudah dicatat oleh perusahaan tetapi uangnya belum dikirim ke bank;

b) Cek dalam peredaran (outstanding check)

    Merupakan cek yang telah dikelularkan oleh perusahaan tetapi belum diuangkan ke bank oleh pemegangnya.

c) Adanya transaksi yang telah dicatat oleh bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan, antara lain:

  • Penagihan piutang perusahaan oleh bank (collection by bank);
  • Adanya jasa giro yang diberikan oleh bank kepada perusahaan (interest revenue) dan adanya        potongan atas jasa giro (PPh pasal 4 ayat 2) UU No. 36 tahun 2008 sebesar 20%(income tax      expense);
  • Adanya pembebanan biaya administrai oleh bank kepada perusahaan(bank service charges);

d) Adanya kesalahan pencatatan, baik yang dilakukan oleh bank maupun oleh perusahaan (errors);

e) Cek kosong /cek tidak cukup dana (Non-Sufficient Fund)

Yaitu cek yang ditolak oleh bank karena tidak cukup dana atau dananya tidak ada (non-sufficient fund).

3. Kasus yang Memengaruhi Bertambah dan Berkurangnya  Saldo Kas Bank

    Yang paling penting diperhatikan pada saat membuat rekonsiliasi bank adalah bagaimana mengklasifikasikan transaksi-transaksi yang menyebabkan ketidaksamaan atau ketidakcocokan saldo kas. Mana transaksi yang menambah saldo kas menurut catatan perusahaan/bank, dan mana transaksi yang menngurangi saldo kas menurut catatan perusahaan/bank. Inilah yang menjadi rahasia  mudah dalam menguasai rekonsiliasi bank. 

A. Menurut Catatan Perusahaan  B. Menurut Catatan/Rekening Koran Bank
+ Penerimaan yang sudah dicatat oleh bank, tapi       belum dicatat oleh perusahaan.
   Contoh :
   ~ Transfer Bank
   ~ Jasa Giro
   ~ Hasil Inkaso Bank    
+ Setoran/penerimaan yang sudah dicatat oleh perusahaan, tapi belum dicatat oleh bank.
Contoh :
~ Setoran dalam proses
~ Penerimaan tagihan belum disetor ke bank
+ Kesalahan mencatat pengeluaran terlalu                    besar/tinggi. + Kesalahan mencatat pengeluaran terlalu tinggi
+ Kesalahan mencatat penerimaan terlalu rendah. + Kesalahan mencatat penerimaan terlalu rendah.
-  Pengeluaran yang sudah dicatat oleh bank,             namun belum dicatat    oleh perusahaan.
Contoh:
   ~ Biaya administrasi bank
   ~ Cek di tempat, yaitu pengambilan uang dari bank tidak mempergunakan bank
-  Pengeluaran yang sudah dicatat oleh perusahaan, belum dicatat oleh bank.
Contoh: Cek dalam peredaran
-  Kesalahan mencatat pengeluaran terlalu rendah -  Kesalahan mencatat pengeluaran terlalu rendah.
-  Kesalahan mencatat penerimaan terlalu tinggi. -  Kesalahan mencatat penerimaan terlalu tinggi
-  Setoran cek yang ditolak/tidak cukup dana

Baca Juga:

4. Bentuk-Bentuk Rekonsiliasi Bank

Rekonsiliasi bank dapat disusun kedalam empat bentuk, yaitu sebagai berikut:

a) Bentuk Vertikal (Staffel Form/Report Form)

    Bentuk vertikal biasa disusun secara bertingkat. Bagian atas untuk rekonsiliasi saldo kas perusahaan. Sedangkan bagian bawah rekonsiliasi saldo kas bank/rekening koran.
Berikut Contohnya:
PT.................
Rekonsiliasi Bank ......................
(Bentuk Staffel)
Saldo  kas menurut pembukuan perusahaan XXX
Ditambah:
Penyetoran dicatat terlalu kecil Selisih
Penarikan/pengambilan dicatat terlalu besar Selisih
Jasa giro/ Pendapatan bunga XXX
Penagihan piutang oleh bank XXX          +
Subtotal XXX          +
Penjumlahan XXX
Dikurangi:
Penyetoran dicatat terlalu besar Selisih
Penarikan/pengambilan dicatat terlalu kecil Selisih
Beban administrasi bank XXX
Penambahan bank sebagai tanggungan perusahaan XXX
Cek tidak cukup dana XXX          +
Subtotal XXX          -
Saldo setelah rekonsiliasi XXX
Saldo  kas menurut pembukuan Bank XXX
Ditambah:
Setoran dalam perjalanan XXX
Koreksi pengambilan nasabah dicatat terlalu besar Selisih
Koreksi penyetoran nasabah dicatat terlalu kecil Selisih
Koreksi pencatatan merugikan nasabah XXX          +
Subtotal XXX          +
Penjumlahan XXX
Dikurangi:
Cek dalam peredaran XXX
Koreksi pengambilan nasabah dicatat terlalu kecil Selisih
Koreksi penyetoran nasabah dicatat terlalu besar Selisih
Koreksi pencatatan menguntungkan nasabah XXX          +
Subtotal XXX          -
Saldo setelah rekonsiliasi XXX

Penyusunan rekonsiliasi bank bentuk staffel, pada dasarnya adalah melakukan penambahan atau pengurangan terhadap saldo kas menurut catatan perusahaan ataupun menurut catatan bank/rekening koran sesuai dengan pengaruh penyebab perbedaan, sehingga pada akhirnya akan diketahui saldo yang sebenarnya.

b) Bentuk Skontro (Account Form)

    Bentuk skontro disusun secara sebelah-menyebelah. Sebelah kiri untuk rekonsiliasi saldo kas perusahaan, sedangkan sebelah kanan untuk rekonsiliasi saldo rekening koran.
rekonsiliasi bank bentuk skontro (account form)

c) Rekonsiliasi Bank Empat Kolom

    Rekonsiliasi ini dibuat untuk menetapkan saldo yang sebenarnya untuk saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir. Rekonsiliasi semacam ini biasanya dibuat oleh pemeriksa (auditor) sebagai alat pengujian yang sifatnya menyeluruh untuk setiap transaksi. Untuk menyusun rekonsiliasi dalam bentuk ini, sangat diperlukan pengetahuan mengenai prosedur pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas.
Contoh:
Data yang ada pada PT Jaya Abadi per 30 Juni 2020 adalah sebagai berikut:
Berdasarkan catatan perusahaan:
Saldo per 30 Juni 2020                            Rp 3.050.000
Setoran selama bulan Juli 2020               Rp 3.100.000
                                                                 Rp 6.150.000
Pengambilan selama bulan Juli 2020      Rp (1.750.000)
Saldo per 31 Juli 2020                           Rp  4.400.000

Berdasarkan catatan Bank:
Saldo per 30 Juni 2020                            Rp 3.220.000
Setoran selama bulan Juli 2020               Rp 2.570.000
                                                                 Rp 5.790.000
Pengambilan selama bulan Juli 2020      Rp (2.000.000)
Saldo per 31 Juli 2020                           Rp 3.790.000


Keterangan 30 Juni 202031 Juli 2020
Setoran dalam perjalanan    Rp 1.550.000Rp 1.700.000
Cek yang beredar    Rp 600.000Rp 750.000
Pendapatan bunga    Rp 1.120.000Rp 740.000
Biaya bank    Rp - Rp 400.000

Diminta:

Buatlah rekonsiliasi bank 4 kolom

Jawab:

Berikut rekonsiliasi bank 4 kolom

PT JAYA ABADI
REKONSILIASI BANK
PER 31 JULI 2020
Keterangan Saldo 30 Juni 2020Penerimaan Bulan Juli 2020 Pengeluaran Bulan Juli 2020Saldo 31 Juli 2020
Saldo laporan Bank    Rp 3.220.000Rp 2.000.000Rp 2.570.000Rp 3.790.000
Setoran dalam perjalanan    
30 Juni 2020    Rp 1.550.000Rp (1.550.000)--
31 Juli 2020    -Rp 1.700.000-Rp 1.700.000
Cek dalam peredaran    
30 Juni 2020    Rp (600.000)-Rp (600.000)-
31 Juli 2020    --Rp 750.000Rp 750.000

d) Rekonsiliasi Bank Delapan Kolom

    Rekonsiliasi bank delapan kolom hampir sama dengan rekonsiliasi bank bentuk 4 kolom. Bentuk ini juga digunakan untuk keperluan audit. Hanya saja, rekonsiliasi bank delapan kolom pada kolom Saldo awal (30 Juni 2020 seperti pada contoh sebelumnya), penerimaan bulan berjalan (penerimaan bulan Juli 2020 seperti pada contoh sebelumnya), pengeluaran bulan berjalan (pengeluaran bulan Juli 2020 seperti pada contoh sebelumnya), serta saldo akhir (saldo 31 Juli 2020 seperti pada contoh sebelumnya) dibagi lagi menjadi 2 kolom. Yaitu kolom catatan Bank dan kolom catatan perusahaan.

    Sekian dulu ya teman-teman semoga bermanfaat. Untuk memperjelas pemahaman teman-temanmengenai materi rekonsiliasi bank ini, yuk tonton video di channel youtube saya mengenai materi ini. Check this out!!



    
LihatTutupKomentar